Sang Pangeran dan Janissary Terakhir

Views: 1581

Rp140,000

Maktuub..!, Katib Pasha yang ada di barisan belakang berbisik dengan memejam mata sambil mengusap surai tunggangannya dan menunduk khusyuí. Sejak senja yang gerah, Rabu 5 Dzulhijjah 1240 Hijriah, salah satu perang sabil paling berdarah di Nusantara itu telah pecah.

Guaranteed Safe Checkout
Add to wishlist
Bandingkan

Kyai Gentayu berjingkrak, menaikkan kaki depannya sambil meringkik riang dan sesekali melonjak. Surainya berkibar terentak selaras dengan tapak-tapaknya yang berkecipak. Dengan kepala mendongak, sang penunggang tetap dapat duduk tegak. Lelaki berperawakan tinggi lagi kacak itu tampak seperti sedang menari tandak. Gerak tubuhnya melenggak sesuai lenggok tunggangannya yang rancak. Di sekeliling kuda yang menjejak-jejak, para pengawalnya seirama berlari hingga tombak-tombak di tangan mereka turut meliuk bagai pusaran ombak.

Lihat Paman! Lihat sedulur sekalian!, seru Sang Pangeran yang tiba-tiba memutar kendali kudanya sambil mengacungkan tangan ke arah Puri dan Masjid yang dikerumuk api. ìKediaman kita telah terbakar! Dan tiada lagi tersisa tempat bagi kita di atas bumi ini! Maka mari kita semua mencari tempat untuk diri kita di sisi Gusti Allah!

Kami bersama Anda, Kangjeng Pangeran! Pejah gesang fi sabilillah!î, sambut para pengikut.

Dan demikian pula kalian, para Janissary terakhir?, tanyanya meminta penegasan di sela ringkik Gentayu yang telah hendak berpacu namun dikekang.

Tentu, Pangeran… Kita adalah kaum, yang apabila bumi menyempit bagi kita, maka langit yang akan meluas untuk kita! Hiyaaaa!, seru Nurkandam Pasha sambil melecut kudanya. Sang Pangeran tersenyum mantap, dan sekali dia lepaskan kekang Gentayu, dua lompatan kuda itu senilai tiga kali loncatan kawanannya.

Hiyaaa… Hiyaaa…, serempak yang lain turut berpacu dan turangga-turangga terbaik dari Tegalreja itu berlari ke arah terbenamnya mentari sebelum membelok ke selatan menyusur tepian kali Bedhog.

Maktuub..!, Katib Pasha yang ada di barisan belakang berbisik dengan memejam mata sambil mengusap surai tunggangannya dan menunduk khusyuí. Sejak senja yang gerah, Rabu 5 Dzulhijjah 1240 Hijriah, salah satu perang sabil paling berdarah di Nusantara itu telah pecah.

Berat 620 gram
Dimensi 20 × 14 cm

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Sang Pangeran dan Janissary Terakhir”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Avatar
Elmubarak Store
Ada yang bisa kami bantu?
Biasanya membalas dalam beberapa menit pada jam kerja.
Avatar
Admin Elmubarak Customer Service

Powered by Wawp logo

You cannot copy content of this page

Beranda
Akun
0
Keranjang
Cari
Produk
Ebook
Blog
Info
Instal

{first_name} membeli {product_name}. Jangan lewatkan!

Beli Sekarang